Translate

Wednesday, October 1, 2014

5 Langkah Melarikan Diri Dari Zona Pertemanan

5 Classy Steps to Escape the Friend Zone


Yes, it’s (because of) you, not him!



Entah itu naksir teman sendiri, atau ‘pura-pura’ berteman dengan seseorang padahal Anda ingin ‘lebih’, terjebak dalam friend zone memang salah satu hal paling menyebalkan dalam dunia percintaan. Masalah ini terkesan menjadi ‘monopoli’ kaum pria, padahal tak sedikit pula wanita yang mengalami hal ini. Inilah tips khusus bagi wanita untuk keluar dari zona teman—tanpa membuat Anda terlihat putus asa.

STEP #1 Treat him like a man, not a friend
Hubungan asmara memang tak jarang berawal dari pertemanan, namun, jika pola interaksi Anda dan teman pria yang Anda taksir kelewat casual dan rileks, kemungkinan besar Anda akan selamanya berada dalam friend zone, dan ini merupakan disadvantage besar bagi Anda yang ingin ‘lebih’ dari sang teman pria tersebut.
Get out of the zone! Pria suka merasa dibutuhkan. ‘Manfaatkan’ hal ini dengan meminta bantuannya untuk beberapa hal yang biasanya bisa Anda lakukan sendiri, misalnya check up mobil ke bengkel. Namun tidak berarti Anda boleh sedikit-sedikit meminta bantuannya, ya. That’s annoying.

STEP #2 Step up your game
Jalan bareng = pergi bersama teman-teman se-geng? Kalau begini terus, bagaimana ia akan menyadari bahwa Anda adalah calon pasangan potensial?
Get out of the zone! Mulai sekarang, tingkatkan intensitas jalan bareng (berdua saja!) Anda dan dia. Buat ia menyadari bahwa ia adalah satu-satunya orang yang menjadi ‘teman jalan’ favorit Anda. Sesekali, aturlah agar acara jalan berdua dengannya terkesan lebih mirip nge-date dibandingkan sekadar ‘jalan bareng’, misalnya, nge-wine berdua di lounge atau bar favorit.

STEP #3 Touch more to flirt more
Anda mungkin sudah terbiasa saling merangkul bahkan berpelukan dengannya. Namun, physical contact Anda dan dia selama ini hanya ada dalam konteks berteman. Anda perlu meningkatkan level kontak fisik agar ia merasakan ‘getar-getar cinta’ yang juga sedang Anda rasakan.
Get out of the zone! Kontak fisik antara teman biasanya berlangsung singkat. Agar ia perlahan menyadari bahwa Anda punya ‘maksud lebih’, coba buat kontak fisik antara Anda dan dia lebih sering dan lebih lama. Mulai dari yang simpel saja, misalnya membersihkan sesuatu yang tersangkut di rambutnya, menggandeng tangannya saat jalan bareng, atau tak ada salahnya, (pura-pura) ketakutan dan minta dipeluk saat nonton film horor di bioskop. Hey, that’s the advantage of being a girl—kita bisa bertingkah (pura-pura) vulnerable saat dibutuhkan. *wink*

STEP #4 Use your friend
Ada keuntungan tersendiri jika Anda punya banyak mutual friends dengan si dia: banyak orang yang dengan senang hati menjadi matchmaker!
Get out of the zone! Jalankan langkah keempat ini hanya jika langkah pertama hingga ketiga mendapat feedback positif darinya. Meski demikian, jangan ceritakan kepada semua orang bahwa Anda naksir sang target. Kalau semua orang tahu, bisa-bisa semua jadi heboh dan si dia malah ‘kabur’. Cukup ceritakan kepada satu orang yang paling Anda percaya, dan biarkan ia menjadi perantara yang akan perlahan-lahan menyampaikan perasaan Anda kepadanya.

STEP #5 Be up-front
Guys are actually bad at subtlety and picking up hints. Kalau langkah pertama hingga keempat mendapat respon yang Anda harapkan dan Anda termasuk orang yang cukup berani, kenapa tidak langsung bicara jujur kepadanya?
Get out of the zone! CLEO tidak menyarankan Anda untuk langsung memintanya menjadi pacar, instead, cukup katakan dengan jujur tentang perasaan Anda dan biarkan ia ‘mencerna’ apa yang Anda katakan. Namun, sebelum berkata jujur, pastikan hati Anda cukup kuat jika harus mendengar kenyataan pahit (alias jika ternyata ia tidak memiliki perasaan yang sama dengan Anda). Kalau bisa berlanjut, good for you. Kalau tidak, berbesar hati dan usahakan untuk tetap berteman seperti biasa, ya.

No comments:

Post a Comment